Monday, April 27, 2020

Transdisplinér.

Yusni Tria Yunda. [📝📚].

Kekayaan diménsi luas dari satu artikel/postingan yang bertéma_akan sejarah, sebenarnya bukan hanya mempunyai konsép - konsép kesejarahannya saja, melainkan beberapa kontéks dari konsép - konsép bidang ilmu lainnya sering turut menyertai dalam bahasannya, sehingga membentuk suatu pakét kontén dari Isi_Bahasan Postingan yang bersangkutan tersebut.

Kontén inilah, yang dapat membédakan secara unik, di antara satu Postingan Tulisan Bertéma_akan Sejarah, dengan Postingan Tulisan Lainnya, yang bertéma sama.

Kontén menjadi alternatif - alternatif yang ditemukan oléh Penulis Postingan, ketika dirinya memadu_madankan beberapa konsép fakta keilmuannya, dengan kontéks - kontéks dari konsép - konsép bidang ilmu lainnya, yangmana tentunya akan berbéda - béda variasi kombinasi padu_padan_nya di antara satu penulis postingan, dengan penulis postingan lainnya, meskipun témanya sama.

Unsur - unsur konsép internal, yang berasal dari ilmu - ilmu lainnya, selaim sejarah, yang sifat - sifat penggunaannya cenderung serumpun, seperti; Géografi, dan Politik, menjadi Kontéks Pengantar bagi Pendekatan Trans_Disiplinér, apabila sifatnya mengiringi, bukan mendominasi konsép utama.

Jika dihitung secara kuantitatif?: bisa saja sebagai jumlah bilangan kata - kata: kontéks - kontéks Trans_Disiplinér tersebut mendominasi, sehingga seakan - akan konsép - konsépnya melebihi perséntaseu konsép disiplin ilmu utamanya [sejarah].

Tetapi apabila ditinjau dari sudut keterkaitan di antara pemadanan kontéks - kontéks dari berbagai terminologi secara khusus, dalam kaitannya dengan konsép disiplin ilmu utamanya, yang menjadikannya sebagai kontén tertentu, secara fungsi mudah dipertanyakan réfléksinya terhadap Ikatan - Ikatan Variabel Awal, yang dipadankan, yaitu Kata Kunci dalam Makna Judul Tulisan.

Apabila mencerminkan kekayaan cara dalam memahami konsép judul, maka: meskipun secara kuantitatif kontéks yang didominasi pakét tulisan tersebut adalah lebih banyak unsur - unsur kontéks dari luar disiplin ilmu tersebut, namun, secara makna yang dikemaskan dalam kontén tersebut adalah perinci terhadap judul, sehingga konsép - konsép dari disiplin - disiplin ilmu - ilmu lainnya tersebut, adalah tetap sebagai Trans_Disiplinér, yang sifatnya adalah penggunaan Pendekatan, bukan pemakaian sepenuhnya atas métodeu dari ilmu - ilmu bantu tersebut [bukan Inter_Disiplinér].

Misal: warna, adalah satu kontéks. Makna warna, yang secara mayoritas dipahami oléh sekelompok komunitas sosial, adalah konsép. Dan bahasan yang khusus mengenai contoh - contoh konsép warna yang sama, di berbagai populasi Kelompok Sosial yang diobsérvasi, adalah konténnya.

Kontén, dengan demikian?: berdasarkan kepada jumlah ukuran éntitas 'mitra sejenis' yang kepada ikatan himpunan tersebutlah konsép - konsép diafiliasikan dalam satu penelitian.

Secara informatika, sangat dimungkinkan bahwa konsép, adalah Laman Ke_2, yang menjelaskan Halaman_1 [mengenai Kontéks] secara aga spésifik, sebelum memasuki fungsi dalam kemasan Kontén, pada Laman_3.

Kontén, menjadi semacam aplikasi, dalam Bloom's Taxonomy, menjadikannya sebagai Penerapan.

Konsép, menjadi semacam terjemahan makna, yang bukan sekedar arti.

Adapun kontéks, satu bentuk simbol tertulis yang telah disepakati artinya oléh satu atau lebih éntitas keilmuan, dan boléh jadi menjadi bahasan dialog yang menarik ketika dibawakan sebagai Pendekatan dalam Trans_Disiplinér bagi berbagai disiplin keilmuan yang berbéda dari "domain" awal dari disiplin keilmuan yang mana konsép dari kontéks tersebut lahir.

 

No comments:

Post a Comment