Wednesday, April 15, 2020

SJ599 P_6 - P_7《Sin Po, 5 Séptémber, 1946: Bandoeng dan daerahnja.

Sumber:
. PERANAN BADAN - BADAN PERJUANGAN DI DISTRIK BUAH BATU PADA MASA RÉVOLUSI FISIK: PERTEMPURAN DI DÉSA SAPAN DAN CIJAWURA, AGUSTUS, 1946. SKRIPSI
. Jurusan Pendidikan Sejarah. Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Universitas Pendidikan Indonésia. 2007: halaman 213.
P_6:
Kemoedian rombongan - rombongan orang Indonesia deket Waroedojong ditembaki dengen mortier. Bebrapa rombongan Indonesia laen antara Waroedojong dan Tjihampelas poen ditembakin. Satoe tembakan dilepas dengen djitoe pada satoe pertahanan Indonesia. Di fihak Blanda tida ada karoesakan dalem ini pertempoeran.

P_7:
Di waktoe seru tembakan meriam dilepas pada bilangan dessa Tjikoeja, Tjikancoeng, dan Pangerapan, semoeanja terletak di seblah Selatan dari Tjilampeni, berhoeboeng dengen berkoempoelnja orang-orang Indonesia di sana.
________

Perhatian khusus, analisa:
Dalam P_7, dituliskan 'Tjikoeja', dan 'Tjikancoeng', keterangan bahwa tempat tersebut terletak di sebelah selatan Sungai 'Tjilampeni', menurut Kritik Sumber, Kritik Internal dari Penulis, terhadap Sumber Primér ini, adalah bukan penempatan géografis yang pas, kalau kita mengetaui bahwa pada saat kini [taun 2020, yangmana Lampiran Skripsi ini lagi dikaji_ulang oléh penulis [Yusni Tria Yunda], dalam upaya , diketaui bahwa Cilampeni saat kini diperuntukkan bagi penamaan Sungai menuju Sungai Citarum yang mengalirnya dari mata_air di Ciwidéy [sebelah selatan dari Kota Bandung, atau?: kini masuk ke Kewilayahan Kabupatén Bandung Barat], sehingga?: menurut Penulis: Cilampeni bukan berada di Kewilayahan Kecamatan Cicaléngka, sebagaimana Désa Cikuya kini berada di Kewilayahan Kecamatan tersebut, dan berbatasan dengan Kecamatan Cikancung, saat ini. Keduanya [Cikuya, dan Cikancung], adalah daérah - daérah yang kini setingkat Désa [Désa Cikuya], dan Kecamatan [Kecamatan Cikancung], ya ini?: berada di wilayah Kabupatén Bandung bagian Timurnya, bukan bagian Selatannya.

Penulis meyakini lokasi géografis tersebut, sehubungan sudah selama sekitar 4,5 taunan [Taun 2011 - Juni 2015 Maséhi], Penulis ditugaskan di Kecamatan Majalaya, yangmana jangkauan perékonomian secara perputaran aréa perbankannya masih mengkafer kedua Nama Tempat - Tempat tersebut.

Dan hal mengenai Nama 'Sungai Cilampeni', berada di sebelah selatan Bandung, diperkuat pula oléh kontribusi keterangan tertulis on_line dari Kaka Penulis: Zaitun Nurul Yunda, sebagaimana isi dialog kami dalam ScreenShot berikut:

Kemudian, pada awal Taun 2020, Penulis berkunjung ke Cilampeni, tempat ada jejak - jejak KKN Mahasiswa - Mahasiswi UPI di sana, sebagaimana terlihat dalam vidio berikut:


Namun, apabila yang kita pahami dalam aspék - aspék berita sezaman dalam Surat Kabar Sin Po tersebut adalah dari sudut_pandang global, dapat dipahami, bahwa: 'Orang Wartawan Jauh' dapat memudahkan pembacaan médan géografis yang belum sepadat démografis terkini, tentunya, secara menyatakan dengan arah posisi satu Nama Daérah di satu kawasan tempat, yang dikalangi, diberi ciri, dengan satu hal yang lebih permanén daripada bangunan - bangunan buatan manusia, yaitu: sebelah mana dari sungai apa?, sebagai koordinat yang praktis.

Terlebih lagi?: secara fisik saat itu [setelah 26 Maret, Taun 1946, Bandung dan sekitarnya, terutama Kewilayahan Kota Bandung, ditinggalkan oléh sebagian besar penduduk dan pemerintahannya, hijrah ke Jogjakarta, sehingga aktivitas - aktivitas Pemerintahan Daérah dipindahkan ke Sukapura [kini Tasikmalaya], dan Pemerintahan Pusat Rélublik Indonésia ke Yogyakarta], mengingat bahwa bagi 'Orang Jauh': jarak antara aliran sungai - sungai di daérah Bandung Timur dan sekitarnya, seperti: Sungai Citarik, Sungai Cikiruh, juga Sungai Cibisoro, yang semuanya merupakan sungai - sungai penyumbang Sungai Citarum [mengalir ke Citarum, dan secara bersama - sama dengan sungai - sungai lainnya, seperti: Sungai Cikapundung yang bermata_air dari bagian utara Bandung, juga Cilampeni, yang bermata_air dari sebelah selatan Bandung ini, selain juga Citarum yang dari arah Pangaléngan muaranya, lalu kesemuanya bertemu di, dan membentuk Citarum Besar], adalah lebih mudah menyebutkan di sebelah mana dari sungai mana?, ataupun dari gunung mana?, sebagaimana paragraf tadi.

Perlu diingat, bahwa peristiwa pemberitaan tersebut berlangsung pada masa - masa genting, rawan, dan suasana révolusi fisik, juga diplomasi. Dan, banyak terjadi pemberitaan - pemberitaan susulan, setelah peristiwa yang dibahaskan berlalu beberapa hari kemudian. Selain itu?: banyak pemberitaan dari luar daérah yang diberitakan, bagi beberapa Surat Kabar sezaman. Maka?: sedikit saja informasi - informasi kunci dari satu ataupun beberapa peristiwa sejarah pada situasi dan kondisi zaman seperti demikian, adalah telah sangat baik, dan menjadi sangat berharga, terlepas dari berbagai bentuk keragaman gaya dan atau variasi dalam menyantuni keperluan masyarakat terhadap berita - berita penting.

Kiranya, penyesuaian pemikiran ini, telah bisa mendekati poin ke-5 sub: 'menghargai multikulturalismeu' dari Tujuan Program Studi Pendidikan Sejarah, di UPI, sebagaimana dalam tautan url berikut: .


Kembali ke: ini.

No comments:

Post a Comment